Friday, 31 May 2013

PELAYANAN KESEHATAN WANITA SELAMA DAUR KEHIDUPANNYA, KEBIDANAN KOMUNITAS

  





  Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mengalami berbagai perubahan, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan kejiwaan dan kehidupan sosial. Proses pertumbuhan ini terjadi secara bertahap mulai dari konsepsi, bayi, anak-anak, remaja, dewasa,
sampai usia lanjut. Proses pertumbuhan ini disebut proses tumbuh kembang, selama proses tumbuh kembang tersebut berlangsung, perlu dilakukan pemantauan terhadap kesehatan wanita karena wanita memiliki kebutuhan khusus dibanding pada pria, seperti pada wanita mengalami menstruasi, kehamilan, persalinan serta menopause, oleh sebab itu wanita perlu pemeliharaan secara intensif sepanjang daur kehidupannya.  


PERUBAHAN FISIK

1. Tahap konsepsi, yang menjadi prioritas pada masa ini adalah tumbuh kembang janin dalam rahim.
    a. Faktor Janin
        • Faktor kromosom dapat menimbulkan kelainan kongenital dan penyakit turunan.
        • Air ketuban memberi kesempatan janin untuk bertumbuh dan berkembang dengan seimbang.
   b. Faktor Plasenta
       • Apabila plasenta tumbuh dan berkembang kurang optimal akan menyebabkan kelahiran prematur,   BBLR, keguguran atau meninggalnya janin dalam rahim.
   c. Faktor Ibu
       • Keadaan psikis ibu pada masa kehamilan juga akan berpengaruh dalam keadaan psikis janin di dalam rahim.

2. Tahap bayi dan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh :
    ? Pemberian makanan dan gizi seimbang
    ? Imunisasi
    ? Pendidikan

3. Tahap remaja, pada tahap remaja terjadi perubahan fisik dan psikis. Ada tiga ciri-ciri perubahan fisik pada remaja yaitu :
    a. Pada remaja pertumbuhan akan berjalan dengan cepat, remaja tersebut akan menjadi tinggi dan kurus, kemudian kesan kurus tersebut akan menghilang seiring pertumbuhan jaringan otot dan jaringan lemak, sehingga remaja tersebut akan menjadi gemuk dan pada sebagian remaja akan timbul jerawat ( karena aktivitas kelenjar lemak yang meningkat ).
   b. Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar hormon seksual. Pada wanita terdapat dua jenis hormon, yaitu esterogen dan progesteron, sehingga pada remaja wanita akan mengalami beberapa perubahan, seperti mulai mendapat haid, pembesaran buah dada, pinggul melebar, dan tumbuhnya rambut disekitar alat kelamin serta ketiak.
   c. Meningkatnya fungsi organ tubuh pada masa remaja akan menghasilkan energi, sehingga pada masa remaja akan tampak penuh semangat dan tidak kenal lelah.

4. Tahap usia subur. Pada masa usia subur, terjadi perubahan fisik, seperti perubahan warna kulit, perubahan payudara, pembesaran rahim dan mulut rahim. Pada tahap ini, apabila seorang wanita melakukan hubungan seksual, maka akan terjadi kehamilan, dan pada masa usia subur diperlukan pemantauan terhadap perawatan antenatal, jarak kelahiran, deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim, serta pemantauan terhadap infeksi seksual menular (IMS).

5. Tahap usia lanjut. Perubahan fisik yang terjadi pada usia lanjut, yaitu :
    a. Perubahan pada kulit. Lemak dibawah kulit akan berkurang, sehingga kulit menjadi kendor, tumbuh bintik hitam, fungsi pada kelenjar kulit berkurang sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
    b. Perubahan metabolisme tubuh.
    c. Perubahan metabolisme genetalia. Liang senggama manjadi kering, sehingga mudah terjadi infeksi.
    d. Perubahan pada tulang. Terjadi pengapuran pada tulang, sehingga tulang mudah patah, terutama pada bagian sendi paha.

OSTEOPOROSIS Gejala osteoporosis yaitu nyeri berkepanjangan, dan tulang mudah patah. Osteoporosis adalah pengurangan masa tulang sehingga resiko patah tulang meningkat akibat resiko tulang dan kemudian mengganggu pembentukan tulang. Beberapa Klasifikasi osteoporosis tulang meliputi :
1. Osteoporis primer, penyebabnya belum diketahui dengan jelas karena terjadi pada peristiwa menopause. 2. Osteoporosis sekunder, penyebabnya adalah gizi buruk, penyakit sumsum tulang, penyakit paru kronik, dan lain-lain.

Faktor resikonya meliputi, jenis kelamin, riwayat keluarga, usia, ras, ukuran tubuh, peminum alkohol, pecandu kopi, kurang terpapar matahari, penggunaan pil KB, diet kurang protein, tinggi protein, atau kurang kalsium. Penatalaksanaanya dengan pemberian TSH, latihan fisik atau olahraga, dan pemberian suplemen kalsium.

OSTEATRITIS Osteatritis adalah penyakit sendi degeneratif non-inflamasi yang ditandai dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepiannya. Gambaran klinisnya ditemukan banyak terjadi di ujung jari atau ibu jari, leher, tulang belakang, lutut dan panggul. Gejala utama meliputi, kaku dan nyeri pada sendi yang terkena. Nyeri terutama dirasakan jika bergerak. Faktor risikonya meliputi usia > 65 tahun. Penatalaksanaanya meliputi, pembedahan, pengobatan, penyesuaian psikososial dan lingkungan.

KANKER OVARIUM Kanker ovarium adalah kanker yang berkembang dari sel-sel yan menunjang ovarium, termasuk sel epitel permukaan, sel germinal dan sel setroma. Sel-sel yang kanker yag bermestasis dari organ lain menuju ovarium. Gejalanya adalah kelainan gastrointestinal (sulit defekasi), hilang atau menurunnya berat badan tanpa sebab yang jelas, ketidaknyamanan pada panggul atau sakit perut, pembengkakan di perut atau daerah panggul, lelah berlebihan, perdarahan pasca menopause abnormal, dan sakit saat melakukan hubungan seksual. Faktor resikonya meliputi riwayat penderita kanker payudara, kanker ovarium, kanker endometrium, kanker prostat atau kanker kolon pada keluarga.

KANKER LEHER RAHIM Kanker leher rahim atau kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Etiologinya meliputi virus human papilloma dan sel mukosa serviks yang teracuni nikotin dan sperma. Gejalanya meliputi perdarahan post menopause, perut bagian bawah terasa berat, vagina terasa kering, nafsu makan berkurang, berat badan turun, lelah, nyeri panggul, punggung, tungkai, dan keluar veses dari vagina. Faktor resikonya meliputi merokok, hubungan seks pertama padausia dini, berganti-ganti pasangan seks, infeksi herpes dan klamidia menahun, gangguan dalam kekebalan, serta pemakaian pil KB lebih dari 5 tahun. Diagnosis ditegakkan melalui Pap smear, kolonoskopi, biopsi, servikrografi, dan pemeriksaan visual. Untuk mengetahui dan mendeteksi dini adanya kelainan pada organ reproduksi wanita, dilakukan pemeriksaan.

Skrinning kanker leher rahim :
a. Uji pap. Pemeriksaan uji pap (Pap Smear) adalah pengamatan sel-sel yang dieksfoliasi dari genelatia wanita. Tujuan pemeriksaan uji pap adalah untuk deteksi dini dan diagnosis kanker serviks, serta agar dapaet mengetahui perubahan perkembangan sel leher rahim, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini. Wanita yang dapat melakukan uji pap bila usianya sudah di atas 20 tahun yang telah menikah atau sudah melakukan senggama. Bila pemerikasaan tahunan tiga kali berturut-turut hasilnya normal, maka pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap 3 tahun.
b. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). IVA merupakan metode untuk mendeteksi dini kanker servik menggunakan asam asetat 3-5% dan tergolong sederhana serta memiliki keakuratan 90%.
c. Kolposkopi. Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi dengan lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi.

KANKER PAYUDARA Adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Panyakit ini merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, meskipun pria bisa juga terkena kanker payudara, walaupun masih sangat jarang terjadi. Skrinning untuk kanker payudara yaitu dengan melakukan sadari.Sadari adalah cara sederhana untuk menemukan tumor payudara sendini mungkin.

Risiko wanita terjadi kanker payudara adalah :
1. Anggota keluarga pertama (ibu atau kakak/adik) pernah menderita kanker payudara.
2. Mempunyai riwayat pernah kanker payudara.
3. Nullipara (wanita belum memiliki anak).
4. Primigravida usia melebihi 30 tahun pada kehamilan pertama.
5. Menarche pada usia dini atau menopause terlambat.
6. Riwayat gangguan haid.
7. Nutrisi lemak yang berlebih.
8. Merokok.

Tanda-tanda perubahan payudara yang perlu diwaspadai :
1. Perubahan besar dan kesimetrisan payudara.
2. Perubahan warna kulit payudara (lebih kemerahan, lebih mengkilap)
3. Ada lesi pada payudara
4. Perubahan bentuk puting dan keluarnya cairan bening dari puting.
5. Pada perabaan, ada bagian payudara yang terasa lebih hangat daripada daerah sekitarnya.

DETEKSI DINI

Deteksi dini pada ibu hamil, yaitu :
1. Dengan deteksi dini ibu hamil yang berisiko, dapat menurunkan angka kematian ibu.
2. Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, tetapi perlu perawatan dini yang khusus agar ibu dan janin sehat. 3. Bentuk-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan. Kadar hemoglobin ibu hamil yang kurang dari 11gr%, tekanan darah ibu diatas 130/90 mmHg, terdapat oedema di wajah, pre eklamsi dan eklamsia, perdarahhan pervaginam, KPD, letak lintang pada umur kehamilan lebih dari 32 minggu, sungsang pada primigravida, sepsis, premature, gemeli, janin besar, penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetric buruk. Bayi dan balita Pada masa bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST ( Denver Development Sreening Test ).

 Pubertas

1. Gangguan pada masa pubertas seringkali diakibatkan oleh pola hidup remaja, dengan pola hidup yang sehat, akan didapatkan tubuh yang sehat jasmani dan rohani.
2. Gangguan menstruasi yang dialami remaja putri, dapat menjadi indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi wanita.
3. Bidan dapat melakukan penyuluhan, bimbingan pada remaja putri dalam konteks kesehatan reproduksi.

Klimakterium, menopause, dan senium

1. Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah oesteoporosis atau pengeroposan tulang, hipertensi dan lain-lan.
2. Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini, salah satu program pemerintah yakni posyandu lansia merupakan solusinya. Pada masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berperan, namun bukan berarti bebas dari resiko gangguan reproduksi. Salah satu penyakit kanker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada masa ini. Pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kanker mulut rahim.

DAFTAR PUSTAKA 

Karwaati, Pujiati D, Mujiwati S, 2011, Asuhan Kebidanan V Kebidanan Komunitas, TIM, Jakarta. Purwoastuti E, 2008, Kanker Payudara, Kanisius, Yogyakarta. Syafrudin & Hamidah, 2009, Kebidanan Komunitas, EGC, Jakarta. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE, 2009, Kesehatan Reproduksi, Fitramaya, Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment

Author

authornot writer, not jenius, just share and girl 23 year old.
Learn More →